Pelantikan Bappilu Partai Golkar


Pelantikan Bappilu Partai Golkar
Yance: “Waspadai Partai Lain”


Keberhasilan Partai Golkar dalam Pemilu 2009, ditentukan oleh keberhasilan kampanye politik. Kampanya politik bukan hanya untuk mensosialisasikan program, namun harus membentuk perilaku pemilih fanatisme mendukung perolehan suara sebanyak-banyaknya bagi Partai Golkar. Pernyataan tersebut disampaikan Ketua DPD Partai Golkar Kab. Indramayu H. Irianto M.S.Syafiuddin seusai melantik Bappilu beberapa waktu lalu.
Menurutnya, kampanye politik memerlukan tim yang tangguh untuk membangun, mengendalikan dan mengontrol opini publik terhadap citra partai dan figur para calon anggota legislatif. Untuk itu orang yang masuk kedalam Bappilu adalah orang-orang pilihan. Bappilu Partai Golkar dibentuk bukan hanya yang bersifat pemenuhan administrasi organisasi, akan tetapi harus menjadi lembaga dinamis, memiliki mobilitas tinggi, dan bergerak situasional terhadap control peta politik setiap saat.
Bappilu Partai Golkar tahun 2009 menentukan awal sukses keberlangsungan kepemimpinan daerah pasca 2010 berada di tangan kader Partai Golkar. Pemenangan Pemilu berarti memenangkan kepercayaan rakyat, untuk memimpin rakyat harus dengan kekuasaan, tanpa kekuasaan jangan harap dapat mengatur rakyat. Politik pada dasarnya ”mengatur”.
Bappilu memiliki tugas yang sangat penting karena harus mampu membuat konsep (program) dan melaksanakan tugas-tugas yang sangat krusial yaitu dapat menggerakkan sentiment pendukung, sadar keputusan pilihannya terpatri kepada Partai Golkar ketika dibilik suara. Dapat membangun citra, tokoh dan plat form politik dapat diserap public secara sukarela.
Selain itu, Bappilu harus mampu memenej alat politik yang diperlukan menjelang dan saat periode kampanye. Dapat memanfaat guna dan menghasil gunakan waktu masa tenang dalam upaya pembulatan aspirasi pemilih hasil penggalangan. Yang juga tak kalah pentingnya orang-orang yang masuk dala Bappilu harus mampu membuat dan mengemas produk-produk politik yang mudah laku. Kemudian menguasai medan kompetisi persaingan politik yang tajam untuk memenangkan keberpihakan pemilih, tepat metoda tepat sasaran. Dan juga mampu meminimalisir masalah internal yang membuka peluang pihak pesaing politik, memanfaatkan dan mengembangkan isu-isu kelemahan partai secara lembaga yang mempengaruhi opini pemilih dari positif menjadi negative akan menjadi masalah besar bagi pemenangan Pemilu.
Meningkatnya jumlah pemilih pada Pemilu 2009 maka otomatis semakin meningkat pula pemilih non-partisan dan ini harus menjadi perhatian khusus. “Pemilih non-partisan akan membuat jumlah masa mengambang dan masa mengambang adalah kelompok masyarakat yang akan diperebutkan dalam pemilu,” kata Yance.
Masalah lain yang tidak kalah pentingnya adalah partisipasi masyarakat terhadap pemilu semakin menurun sangat mempengaruhi perolehan suara, khususnya pada partai yang tidak berbasis tradisional.
Bappilu memiliki kunci yang sangat penting karena dituntut untuk keberhasilan meraih sebanyak-banyaknya suara pemilih. Maju dan mundurnya Partai Golkar sebagai pemenang mayoritas dalam Pemilu 2009 dipertaruhkan oleh Bappilu. Maka Bappilu harus menguasai dan memahami peta politik yang dinamis, yang meliputi masalah-masalah politik yang berkembang, baik internal maupun eksternal yang mempengaruhi citra pemilih terhadap partai hal ini harus bias diantisipasi oleh Bappilu. Kegiatan politik yang sedang dilakukan oleh partai lain harus bias dicermati dan lingkungan politik harus menjadi basis konsituen Partai.
“Tanpa menguasai dan memahami perkembangan peta politik, jangan harap kita memperoleh hasil yang optimal, yang diperoleh hanya karena sisa-sisa kejayaan Golkar sebagai Partai besar masa lalu,” kata Yance diakhir sambutannya. (Roly/dens)

Post a Comment

Lebih baru Lebih lama