Penyelematan Kematian Ibu dan Bayi terus dilakukan
Untuk menekan laju angka kematian ibu dan bayi di Kabupaten Indramayu maka diperlukan langkah konkret dalam suatu program kerja dan kegiatan yang melibatkan semua pihak. Rabu (27) di ruang dalam pendopo Indramayu tim advokasi upaya penyelematan ibu, bayi dan balita Kabupaten Indramayu melakukan expose didepan Bupati Indramayu DR. H.Irianto M.S. Syafiuddin dan Ketua Tim Penggerak PKK Ny. Hj. Anna Sophana. Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Indramayu yang juga tim advokasi Dr.Suwardi Astradipura mengungkapkan, expose ini merupakan upaya untuk menyamakan persepsi baik eksekutive, legislative, maupun stakeholder yang terlibat secara langsung dalam penurunan angka kematian ibu, bayi dan balita di Indramayu.
Pada tahun 2009 angka kematian ibu, bayi dan balita mengalami penurunan dibandingkan tahun sebelumnya. Dan penyebab kematian ibu lebih banyak disebabkan karena eklamsia, perdarahan, infeksi, dan partus lama. Sementara kematian bayi lebih banyak disebabkan BBLR (34%) asfikasi (30%) Ispa (10%) infeksi (5%), sedangkan penyebab kematian balita disebabkan pneumonia (81%) infeksi (8%) diare (10%) dan gizi buruk (1%).
Suwardi menambahkan, sebagai upaya untuk penyelamatan ibu antara lain dilakukan kegiatan orientasi suami siaga, program perencanaa persalinan dan pencegahan komplikasi dan tanda bahaya kehamilan, kemudian pelatihan bagi kader posyandu tentang kehamilan resiko tinggi. Selain itu, pembinaan desa siaga aktif dan kemitraan bidan dengan dukun paraji ditingkatkan dan pemberian jaminan pelayanan kesehatan termasuk didalamnya untuk biaya transportasi ke sarana pelayanan kesehatan.
Kemudian juga dilakukan pengadaan Mg SO4 dan protein urine, pelatihan dan peningkatan kualitas Ponek, pelatihan PGDON, peningkatan kuantitas dan kualitas puskesmas mampu Poned. Dan pembentukan bank darah di RSUD M.A. Sentot Patrol. Selain kegiatan tersebut, untuk meningkatkan akses pelayanan kesehatan bagi mayarakat diperlukan juga suatu system jaminan kesehatan yaitu Jamkesda (jaminan kesehatan daerah) yang diperuntukan bagi warga miskin yang tidak terdaftar sebagai Jamkesmas atau juga pelayanan gratis di RSUD untuk semua pasien di kelas 3. Pada kesempatan itu Bupati Indramayu DR. H. Irianto M.S. Syafiuddin mengungkapkan, menyambut baik rencana dan program kerja sebagai upaya untuk menekan angka kematian ibu, bayi dan balita. Hal yang terpenting, menurutnya adalah apa yang direncanakan bisa dinikmati oleh masyarakat Indramayu secara maksimal. (dens/humasindramayu)
Untuk menekan laju angka kematian ibu dan bayi di Kabupaten Indramayu maka diperlukan langkah konkret dalam suatu program kerja dan kegiatan yang melibatkan semua pihak. Rabu (27) di ruang dalam pendopo Indramayu tim advokasi upaya penyelematan ibu, bayi dan balita Kabupaten Indramayu melakukan expose didepan Bupati Indramayu DR. H.Irianto M.S. Syafiuddin dan Ketua Tim Penggerak PKK Ny. Hj. Anna Sophana. Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Indramayu yang juga tim advokasi Dr.Suwardi Astradipura mengungkapkan, expose ini merupakan upaya untuk menyamakan persepsi baik eksekutive, legislative, maupun stakeholder yang terlibat secara langsung dalam penurunan angka kematian ibu, bayi dan balita di Indramayu.
Pada tahun 2009 angka kematian ibu, bayi dan balita mengalami penurunan dibandingkan tahun sebelumnya. Dan penyebab kematian ibu lebih banyak disebabkan karena eklamsia, perdarahan, infeksi, dan partus lama. Sementara kematian bayi lebih banyak disebabkan BBLR (34%) asfikasi (30%) Ispa (10%) infeksi (5%), sedangkan penyebab kematian balita disebabkan pneumonia (81%) infeksi (8%) diare (10%) dan gizi buruk (1%).
Suwardi menambahkan, sebagai upaya untuk penyelamatan ibu antara lain dilakukan kegiatan orientasi suami siaga, program perencanaa persalinan dan pencegahan komplikasi dan tanda bahaya kehamilan, kemudian pelatihan bagi kader posyandu tentang kehamilan resiko tinggi. Selain itu, pembinaan desa siaga aktif dan kemitraan bidan dengan dukun paraji ditingkatkan dan pemberian jaminan pelayanan kesehatan termasuk didalamnya untuk biaya transportasi ke sarana pelayanan kesehatan.
Kemudian juga dilakukan pengadaan Mg SO4 dan protein urine, pelatihan dan peningkatan kualitas Ponek, pelatihan PGDON, peningkatan kuantitas dan kualitas puskesmas mampu Poned. Dan pembentukan bank darah di RSUD M.A. Sentot Patrol. Selain kegiatan tersebut, untuk meningkatkan akses pelayanan kesehatan bagi mayarakat diperlukan juga suatu system jaminan kesehatan yaitu Jamkesda (jaminan kesehatan daerah) yang diperuntukan bagi warga miskin yang tidak terdaftar sebagai Jamkesmas atau juga pelayanan gratis di RSUD untuk semua pasien di kelas 3. Pada kesempatan itu Bupati Indramayu DR. H. Irianto M.S. Syafiuddin mengungkapkan, menyambut baik rencana dan program kerja sebagai upaya untuk menekan angka kematian ibu, bayi dan balita. Hal yang terpenting, menurutnya adalah apa yang direncanakan bisa dinikmati oleh masyarakat Indramayu secara maksimal. (dens/humasindramayu)