Istri Kapolda Jawa Barat Ny. Deonisya Ruthy Waskito terpukau dengan adat ngarot yang berlangsung di Desa Lelea Kecamatan Lelea. Bahkan sejak pagi sudah melihat langsung proses persiapan dan make up para gadis ngarot tersebut, Rabu (23/11/2016).
Rasa penasaran terhadap adat ngarot tersebut hal ini karena adat itu sudah diakui di Original Rekor Indonesia dan juga telah diakui oleh Kementrian Pariwisata RI serta sudah menjadi agenda rutin tahunan yang bersamaan dengan persiapan musim tanam di desa tersebut.
Selain datang pagi-pagi untuk menangkap momen persiapan peserta, ternyata istri Kapolda Jawa Barat juga rela berpanas-panasan dengan mengikuti kegiatan arak-arakan menuju ke halaman kantor desa tempat diselenggarakannya prosesi adat ngarot.
"Saya tertarik dengan berbagai budaya yang berkembang di masyarakat. Apalagi adat ngarot ini sudah jadi agenda tahunan dan telah diakui oleh pemerintah. Bahkan Pemda Indramayu juga dari informasi yang saya dapat sudah dua kali menggalar festival dengan ikon gadis ngarot dan sukses menjalankannya," kata Ruthy.
Sementara itu Bupati Indramayu Hj. Anna Sophanah yang ikut serta dalam upacara adat tersebut mengatakan, setiap kali pelaksanaan ngarot ribuan orang berbondong-bondong mendatangi Desa Lelea Kecamatan Lelea. Selain karena budaya, ternyata ngarot juga telah menjadi magnet ekonomi bagi warga sekitarnya.
"Ngarot ini merupakan adat sebagai ungkapan syukur kepada Allah atas limpahan rejeki yang telah diberikan terutama kepada para petani. Adat ini dilaksanakan menjelang musim menggarap sawah yang sudah dilakukan turun-temurun," katanya.
Pada kesempatan itu diserahkan secara simbolis alat perlengkapan untuk menggarap sawah dari istri Kapolda, Bupati Indramayu, kepada para peserta adat ngarot. DENI SANJAYA / Bagian Humas dan Protokol Setda Indramayu